Menperin: "Proving Ground" Dongkrak Kepercayaan Konsumen Ban Global
By Admin
nusakini.com--. Fasilitas uji produk ban atau proving ground diyakini memacu kinerja industri ban nasional. Penguatan menyasar meningkatnya kualitas produk, daya saing, penetrasi penjualan domestik dan ekspor serta kepercayaan konsumen.
Industri ban memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perekonomian nasional. Khusus ban mobil penumpang, sekitar 70 persen hasil produksi diekspor ke berbagai negara di seluruh penjuru dunia dengan nilai ekspor US$ 1,6 milyar pada tahun 2015.
"Fasilitas proving ground milik sendiri merupakan bagian dari R&D industri ban. Ini menunjukkan keseriusan perusahaan dan jelas-jelas sebagai tanda bahwa produsen bervisi jangka panjang," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat meresmikan proving ground milik produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) di Karawang, Jawa Barat, Kamis (19/5)
Selain itu, juga menjadi simbol perkembangan industri ban di Indonesia dan kepercayaan diri di lingkungan industri global.
Menteri Saleh juga mencermati konsumen ban di Indonesia semakin sadar dan memperhatikan faktor keamanan berkendara, dan kualitas ban menjadi salah satu titik perhatian.
"Nah bagi saya yang juga konsumen ban, proving ground seperti ini menjadi unsur pembanding atau komparasi, mendongkrak kepercayaan konsumen yang sangat mempengaruhi keputusan membeli. Karena soal security, trust itu nomor satu. Apalagi jika kenyamanan juga didapat dan harga tetap terjangkau," ulasnya.
Ke depan, Menperin berharap pembangunan fasilitas penelitian dan pengembangan menjadi salah satu prioritas bagi produsen ban dalam rangka meningkatkan daya saing industri ban nasional.
Lebih lanjut, Menperin Industri mengatakan industri ban merupakan salah satu sektor andalan manufaktur yang menyerap penggunaan bahan baku karet alam dalam negeri dalam jumlah besar.
Pada sisi proses produksi, industri ban dalam negeri menyerap sekitar 50 persen karet alam untuk diolah menjadi produk berkualitas dan bernilai tambah tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Dan di tengah kondisi oversupply karet alam yang menyebabkan turunnya harga karet secara signifikan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Indonesia sebagai salah satu negara utama penghasil karet alam perlu meningkatkan penyerapan karet alam.
Sementara itu, Presiden Direktur Gajah Tunggal Christopher Chan Siew Choong mengatakan pihaknya membelanjakan investasi lebih dari USD 100 juta atau setara Rp 1,34 triliun. Dibangun sejak Maret 2013, Gajah Tunggal membenamkan beragam teknologi dan sensor canggih pada fasilitas pengetesan ban ini.
"Ini merupakan proving ground hi-tech pertama di Indonesia dan bahkan ASEAN. Di luar negeri, fasilitas serupa antara lain ada di Jepang dan Eropa," katanya. (p/ab)